Perbedaan Bakteri, Virus, Jamur, dan Protozoa
A. Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
struktur-bakteri1
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan
granula
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
kokus
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
basil
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
spirilia
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
B. Virus
1. Virus tidak memiliki sel atau bersifat aseluler.
2. Virus memiliki hanya salah satu macam asam nukleat, antara DNA atau RNA.
3. Ukuran virus sangatlah kecil, sehingga hanya bisa diihat menggunakan mikroskop khusus yang diebut mikroskop electron yang pembesarannya mencapai 50.000 X dan mikroskop tersebut biasanya terdapat di laboratorium biologi. Ukuran virus lebih kecil dari bakteri yaitu berkisar antara 20 mµ hingga 300 mµ (1 mikron = 1000 milimikron).
4. Virus memiliki lapisan protein di dalam dirinya yang disebut kapsid.
5. Virus dapat berkembang biak hanya pada sel hidup seperti pada hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.
Virus yang telah menginfeksi sel organism, akan terus berkembang dalam organisme tersebut hingga ditemukan obatnya. Salah satu ciri-ciri virus adalah virus tersebut berkembang biak tidak melalui pembelahan diri, namun tersusun kembali dengan menggunakan materi-materi yang ada pada asam nukleat dengan genom virus sebagai bahan penyusun tubuh virus. Jika tubuh sudah terinfeksi virus, maka tubuh tersebut dapat sembuh total atau dapat juga sembuh tetapi mengalami cacat, dan terburuk adalah berlanjut ke infeksi akut yang bisa menyebabkan kematian.
Selain ciri-ciri virus, ada banyak juga jenis-jenis virus yang telah diteliti oleh para ilmuan biologis. Ada 4 jenis virus yaitu
1. Virus bakteri. Merupakan virus yang sel inangnya adalah sel bakteri, dapat disebut juga bakteriofage. Virus bakteri mengandung materi genetic DNA.
2. Virus Mikroorganisme Eukariotik. Virus sel inangnya merupakan suatu organisme yang tergolong eukariot, virus ini mengandung RNA. Virus yang menyerang jamur adalah Mycovirus.
3. Virus tumbuhan. Virus ini sel inangnya adalah sel tumbuhan, sebagian besar mengandung mteri genetic RNA.
4. Virus hewan. Virus ini adalah yang sel inangnya adalah sel hewan atau manusia, virus ini dapat mengandung DNA ataupun RNA.
C. Jamur
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif / seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat (berumur pendek). Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari.
B. KLASIFIKASI JAMUR
1. Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal
a. Ciri-ciri Zygomycota
Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
Dinding sel tersusun dari kitin.
Reproduksi aseksual dan seksual.
Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
Rhizophus oryzae, Jamur tempe
Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan
b. Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Ascomycota
a. Ciri-ciri Ascomycota
1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
2. Bersel satu atau bersel banyak.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
5. Dinding sel dari zat kitin.
6. Reproduksi seksual dan aseksual.
b. Contoh:
Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).
Penicilium
Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Aspergilus
Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang menyebabkan kanker hati (hepatitis)
Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada aves
Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
Reproduksi Ascomycota
3. Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
a. Ciri-ciri Basidiomycota
1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
b. Contoh Basidiomycota
Volvariela volvacea (jamur merang)
Auricularia polytricha (jamur kuping)
Pleurotus sp (jamur tiram)
Polyporus giganteus (jamur papan)
Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
Jamur Shitake
Reproduksi Basidiomycota
4. Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena belum diketahui perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota
Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh Deuteromycota
Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
Melazasia fur-fur, penyebab panu.
Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
D. Protozoa
1. Umumnya heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri)
2. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).
3. Protozoa dapat Hidup bebas, saprofit atau parasit
4. Protozoa merupakan Organisme bersel tunggal
5. Protozoa adalah Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
6. Protozoa dapat Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri
8. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
9. Protozoa tidak mempunyai dinding sel
10. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
Semua protozoa non parasit adalah organisme dasar dalam rantai makanan hewan dan piramida jumlah. Istilah-istilah ini mengacu pada hubungan makan dan populasi hewan besar untuk berturut-turut lebih kecil, lebih banyak hewan. Sebagai contoh, seseorang dapat makan beberapa ikan yang telah diberi yang telah mengkonsumsi ratusan udang yang telah makan ribuan protozoa. Dengan demikian, protozoa yang tidak langsung namun mendasar penting bagi manusia.
Ciri-ciri Protozoa
Tubuh protozoa menyerupai, secara umum, sebuah sel tunggal metazoan, atau hewan bersel banyak. Namun, tubuh protozoa sering memiliki struktur khusus yang disebut organel (“organ kecil”) tidak ditemukan dalam sel-sel metazoan. Organel melakukan fungsi yang dilakukan oleh jaringan dan organ dalam bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, banyak protozoa memiliki organel yang disebut silia (“rambut”) atau flagella (“cambuk”)- tonjolan kecil yang digunakan dalam berenang. Protozoa lainnya bergerak dengan memperluas bagian tubuh untuk membentuk pseudopodium (“kaki palsu”), di mana seluruh tubuh kemudian mengalir. Banyak protozoa memiliki lebih dari satu inti. (Hampir semua sel metazoan memiliki inti tunggal.)
Tidak seperti sel metazoan, tubuh protozoa mungkin termasuk halus, geometris berpola kerangka silika, kapur, atau bahan keras lainnya. Beberapa protozoa memiliki trikosit-halus, struktur seperti benang dengan tips berduri yang berfungsi untuk mempertahankan protozoa, sebagai jangkar tubuhnya, atau melumpuhkan mangsanya. Banyak spesies protozoa membentuk koloni yang dangkal menyerupai percabangan tanaman atau metazoa seperti kantung.
Protozoa sering mengambil makanan dan air, dan mengeluarkan limbah, oleh osmosis sederhana, pertukaran bahan larut melalui dinding tubuh. (Osmosis juga khas dari sel metazoan.) Namun, banyak protozoa memiliki organel untuk menangkap makanan. Beberapa memiliki tenggorokan yang terdefinisi dengan baik, atau mulut seperti alur. Protozoa lainnya menggunakan pseudopodia mengelilingi makanan mereka, atau menggunakan silia untuk menciptakan arus air yang menarik dekat makanan. Di dalam tubuh Protozoa, pencernaan dapat terjadi dalam organel yang disebut vakuola makanan. Organel yang disebut vakuola kontraktil memaksa mengusir kelebihan air dari sel.
Protozoa umumnya berkembang biak dengan pembelahan biner (pembagian tubuh menjadi dua bagian yang sama). Beberapa berkembang biak dengan tunas (pembagian tubuh menjadi dua atau lebih bagian yang tidak setara). Dalam kondisi tertentu, pembelahan atau tunas dapat didahului oleh konjugasi (pertukaran bahan inti selama kontak antara dua individu dari spesies yang sama). Protozoa parasit biasanya memiliki siklus hidup yang rumit yang mencakup produksi gamet, atau sel-sel generatif, dan spora, atau sel-sel vegetatif. Sebuah spora mungkin memiliki kista-penutup yang melindungi spora di lingkungan yang tidak menguntungkan atau selama transmisi dari tempat ke tempat. Beberapa protozoa hidup bertahun-tahun dalam kondisi encysted (tertutup oleh kista atau membran tebal atau cangkang).
Protozoa milik kerajaan Protista. Beberapa ahli biologi menempatkan mereka dalam filum Protozoa dan membagi mereka ke dalam kelas-kelas berikut: Mastigophora (atau Zoomastigina), bentuk mendera; Sarrodina (atau Rhizopoda), bentuk pseudopodal, Ciliata (atau Ciliophora), bentuk bersilia, Sporozoa (Apicomplexa atau), parasit bentuk dengan spora yang menginfeksi organisme lain, dan Cnidospora (orCnidosporidia), bentuk parasit dengan spora yang tidak menginfeksi organisme lain. Ahli biologi lainnya tidak mengenali filum Protozoa dan mempertimbangkan berbagai jenis untuk membuat filum daripada kelas, yang lain memisahkan protozoa ke dalam kelas tambahan atau filum.
Ciri-ciri Protozoa
Ukuran dan bentuk tubuh
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 – 200 µ. Bentuk selnya sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar protozoa memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu getar (silia), atau bulu cambuk (flagellum). Beberapa protozoa memiliki cangkang.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel.
Membran Sel
Fungsi : sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas
Vakuola Makanan
Fungsi : mencerna makanan. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan sel atau sel dengan cara ‘menelan’ oleh setiap bagian membrane sel atau melalui sitostoma (mulut sel). Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membrane plasma.
Vakuola Kontraktil
Fungsi : mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membrane sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil merupakan vakuola yang selalu mengembang dan mengempis.
Inti Sel
Fungsi : mengatur aktivitas sel
CARA HIDUP
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.
HABITAT
Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar protozoa hidup bebas di laut atau air tawar, misalnya di selokan, kolam, dan sungai. Jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Beberapa jenis protozoa hidup dalam tubuh hewan atau manusia dengan cara bersimbiosis.
REPRODUKSI
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara vegetatif dengan cara pembelahan biner.Pembelahan diawali deangan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Sebagian protozoa melakukan reproduksi generatif dengan penyatuan sel geaneratif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi generatif dengan penyatuan inti sel disebut konjugasi.
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan. Jika kondisi lingkungan membaik, misalnya tersedia makanan dan air maka dinding kista akan pecah dan protozoa keluar untuk memulai hidupnya kembali.
KLASIFIKASI
Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu species. Jenis protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.
Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo = akar, dan podos = kaki, atau Sarcodina (sarco = daging). Semua protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk kaki semu (pseudopodia). Bentuk pseudopodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseudopodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium carbonat. Cangkang berukuran 0,5 mm.
Bentuk sel Rhizopoda berubah-ubah saat diam dan bergerak. Sitoplasma terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental daripada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Pada proses makan, pseudopodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam valuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola keluar sel melalui membrane plasma.
Rhizopoda berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista. Contoh rhizopoda yang membentuk kista adalah Amoeba. Dalam keadaan berupa kista, kegiatan hidup Amoeba menjadi tidak aktif. Amoeba akan menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan sesuai.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan di lingkungan yang berair, baik di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniselluler, bakteri, atau protozoa lain.
Rhizopoda yang bebas hidup di tanah lembab, contohnya Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Rhizopoda ada yang hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh Rhizopoda parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan parasit dalam usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.
Ciliata (Ciliophora/Infusoria)
Ciliata berasal dari bahasa Latin, yaitu cilia = rambut kecil, atau ciliophora, yaitu phora = gerakan, bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut Infusoria (Infus = menuang) karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar daripada mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konyugasi. Ciliata juga memiliki trikokis yang fungsinya untuk pertahanan dri dari musuh.
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya adalah Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan vorticella. Jenis lainnya hidup bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya adalah Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).
Ciliata melakukan reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi generatif dilakukan dengan konyugasi. Proses konyugasi Ciliata pada gambar 5.11.
Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari flagell = cambuk, atau dengan menggunakan bulu cambuk, phora = gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar flagellata mempumyai dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel. Flagellata yang tidak memiliki klorofil digolongkan dalam Zooflagellata (Flagellata hewa). Contoh Zooflagellata adalah Trypanosoma dan Tricomonas.
Flagellata berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain adalah Trypanosoma brucei menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika, Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra pada ternak. Trichomonas faginalis penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria, serta Leishmania penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia. Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang menghisap darah manusia, contohnya lalat tsetse (Glossina moritans) yang menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus , dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian.
Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore = biji, zoa = hewan; Sporozoa adalah hewan uniselluler yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia.
Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif dan generatif . Pergiliran reproduksi vegetatif dan generatifnya kompleks, dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi generatif dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena dapat membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-sel hati dan sel-sel darah merah (eritrosit). Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae meyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria yang paling berbahaya, yaitu malaria tropiokana.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara lainnya adalah dengan memberi obat (misalnya obat kina) kepada si penderita.
Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia.
PERAN PROTOZOA DALAM KEHIDUPAN
Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa bakteri. Di perairan, protozoa juga merupakan zooplankton dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber makanan hewan air termasuk udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi manusia. Protozoa lain menguntungkan antara lain sebagai berikut :
Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam, dan mineral.
Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
Protozoa yang merugikan manusi, yaitu menyebabkan penyakit antara lain :
Entamoeba histolyca, penyebab disentri.
Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Africa
Trypanosoma evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya pada sapi, kambing, dan kuda
Leishmania, penyebab penyakit kala azar
Trichomonas faginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki.
Balantidium coli, penyebab diare
Toxopalsma gondii, penyebab toksopalsmosis
Plasmodium, Penyebab penyakit malaria.
Daftar Pustaka
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-protozoa.html
http://gurungeblog.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/
https://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/fungi/ciri-dan-klasifikasi-jamur/
http://pengayaan.com/ciri-ciri-virus-dan-jenisnya/
wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
BalasHapuskunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan terutama kelopak mata
Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
http://goldengamatemasmitoha.com/pengobatan-radang-kelopak-mata/