Bukan Batu Biasa

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُِ



     Setiap insan bebas merencanakan mimpinya sendiri. Kemana kamu akan terbang melesat, dan apa rencanamu kedepannya. Ya, namun kita juga perlu tahu bahwa Allah lah sebaik-baiknya perencana. Memang apa yang kita cita-citakan belum tentu seluruhnya tercapai. Namun terlepas dari itu semua, kita dituntut memiliki persiapan yang amat matang sebelum terbang melesat jauh kesana.
     Seorang astronot yang akan pergi keluar angkasa, tentu tidak akan pergi begitu saja tanpa adanya persiapan yang mantab. Baik persiapan fisik, mental, maupun perbekalan. Sama halnya seperti anda yang memiliki rencana dan cita-cita sedemikian rupa. Perlu persiapan mantab sebelum melesat menembus gelombang ujian agar sampai di pulau impian. Berbagai persiapa diperlukan, antara lain : Persiapan fisik, mental, dan perbekalan.
     Dengan fisik yang kuat dan sempurna, tentunya dapat mempermudah langkah anda. Tidak bisa terbayang kan jika anda sakit-sakitan ? Apalagi, jika impian anda ingin menjadi olahragawan atau atlit, tentu fisik sangat diutamakan.
Kesehatan mental juga diperlukan. Sebelum berambisi dengan cita-cita, pahamilah kemampuan diri sendiri. Perlu diakui, setiap manusia memiliki kemampuan masing-masing. Dan tidak sedikit yang gagal dalam perjalanan. Persiapan mental sangat diperlukan, karena tak semua rintangan dapat dilalui dengan mudah. Sebelum bertempur dengan soal-soal, bertempurlah dengan diri sendiri. Sampai anda dapat menguasai diri sendiri. Jangan kecewa secara berlarut, karena hal itu yang membuat anda menjadi pecundang sejati. Persiapkan mental, dan katakana pada hati bahwa Allah memiliki rencana yang jauh lebih baik dari rencana anda. Setelah berikhtiar semaksimal mungkin, tugas anda tinggal pasrah. Biarkan Allah yang melanjutkan setelahnya.
     Dan yang terakhir, perbekalan. Kamu tahu kenapa sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” ? Mengapa tidak ada kata “Ilmu” dalam pancasila jika hal itu memang hal  pokok nomor wahid ? Karena seorang yang berilmu, belum tentu dapat menjaga adabnya. Tak sedikit orang berilmu meresa sombong karena banyaknya ilmu yang mereka miliki, hingga akhirnya ia menjadi orang yang salah kaprah. Na’udzubillahi mindzalik. Sebaliknya dengan orang yang beradab. Ia dapat menguasai dirinya sendiri, karena sekalipun ia orang pedalaman yang tak berwawasan luas, bila ia beradab maka ia tahu ilmu dari adab tersebut. Meskipun ia tidak tahu dalil dari keharusan menjaga adab, minimal dia tahu bahwa menjaga adab teramat penting.
     Bila diibaratkan membangun sebuah bangunan, pondasi adab inilah hal yang utama. Dinasti Umayyah yang didirikan Muawiyah bin Abi Sofyan semula Berjaya karena rakyatnya sederhana. Namun karena semakin lama khalifah yang memimpin menyukai kesenangan dunia dan menyelewengkan uang Negara, runtuh sudah peradaban ini.
     Ilmu tentang adab tidak diajarkan dalam perhitungan rumus fisika yang demikian beragamnya. Tidak pula dijabarkan dalam triginimetri matematika. Naun ditanamkan dalam bersikap, dan nasehat-nasehat, tentunya dibawah pengawasan yang semestinya.
     Dalam pondok pesantren, hal yang pertama kali ditanamkan adalah masalah adab. Dalam pelajaran Nushush adabiyah tingkat awal, nasehat yang akan diberikan antara lain : “Barangsiapa yang berjalan pada jalannya, sampailah ia.”, “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, dapatlah ia.”, “Barangsiapa bersabar, beruntunglah ia.”, “Barangsiapa yang sedikit benarnya/jujurnya, sedikit pulalah temannya.”, “Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.
     Bila adab telah ditanamkan, maka ilmu yang akan disampaikan akan lebih mudah. Tentunya dengan usaha yang maksimal, dan jangan lupa, “Takzim kepada seorang guru jauh lebih penting dibanding ilmu yang kau dapat darinya.” Sangat tidak pantas seorang guru mengemis untuk minta dihormati, dan lebih tidak pantas seorang pelajar yang telah menerima ilmu tidak menghormati pengajarnya.
     Setelah perihal adab ditanamkan, sekarang saatnya menuju hal yang kita perjuangkan. Anda ingin menjadi seorang mubaligh ? Seorang sastrawan arab maupun inggris ? Ingin menjadi ahlul lughoh ? Ingin hafal Al-Qur’an ? Ingin menjadi dokter, farmasis atau tenaga kesehatan lainnya ? Ingin menjadi seorang guru ? Atau ingin menjadi dokter yang hafal Qur’an ? Apapun yang kamu idamkan, bila diperjuangkan semaksimal mungkin in shaa allah akan terbuka jalan. Bila tidak, kembali lagi ingat bahwa Allah sebaik-baiknya pembuat rencana.
     Di Indonesia banyak jenis pondok pesantren. Bila anda ingin hafal Qur’an, anda dapat masuk pondok pesantren Tahfidzul Qur’an. Bila ingin menjadi Ahlul lughogh, anda dapat masuk pondok pesantren yang mengedepankan bahasa internasional. Namun jangan harap anda diperbolehkan menggunkan bahasa Indonesia sehari-hari. Hehe. Setap hari full berbahasa arab dan inggris. Tergantung jadwalnya.

     Bila anda bercita-cita menjadi seorang dokter, arsitek, farmasis, polisi, dan sebagainya, anda dapat memilih pondok pesantren yang menganut dua kurikulum. Ya ! Dalam keseharian, anda akan menerima pelajaran layaknya sekolah umum lainnya. Yang menjadikan pondok ini istimewa, anda juga akan mendapatkan pelajaran pondok seperti Nahwu, Shorof, Jurumiyah, Imrithi, Tafsir Jalalain, Ilmu Faroidh, Fiqih, Ushul fiqh, Tarbiyah, dsb. Dengan menganut dua kurikulum, ketika lulus anda akan mendapat dua ijazah. Masalah bahasa sehari-hari, kembali lagi ke pesantren yang anda pilih. Kalau saya, memilih meneruskan pendidikan di pesantren yang barusan saya jelaskan, namun berpadu dengan kewajiban berbahasa Internasional sehari-hari. Alhasil setelah lulus, saya memilih kuliah jurusan farmasi. Bukan tanpa rencana, semua ini telah saya rencanakan dan Alhamdulillah Allah mengizinkan.
     Pesantren apapun yang anda pilih, ingin jadi apa anda nantinya, dan hal sebagainya. Semua berinti pada satu hal. Penanaman adab sedini mungkin. Bila diibaratkan sebuah batu, pondok pesantren buaknlah batu biasa. Sebenarnya ia adalah batu mulia layaknya permata. Perlu semangat luar biasa dalam memperjuangkannya. Sama seperti anda yang memiliki mimpi, bangunlah mimpi anda sedemikian rupa. Namun hal adab adalah pondasi utama.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُْ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Bakteri, Virus, Jamur, dan Protozoa

Dosis Obat